AIESEC Prasmul Dorong Literasi Keuangan Generasi Muda di Impact Circle 2025

IC 2025 bertujuan memberikan wawasan dan strategi pengelolaan keuangan yang relevan bagi generasi muda.(Dok. Universitas Prasetiya Mulya)

DI tengah meningkatnya kompleksitas ekonomi dan pesatnya perkembangan layanan keuangan digital, literasi keuangan menjadi kompetensi penting bagi generasi muda Indonesia. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK mencatat, meski indeks inklusi keuangan mencapai 80,51%, tingkat literasi keuangan nasional masih berada pada angka 66,46%. 

Kesenjangan ini menunjukkan bahwa kemudahan akses terhadap produk finansial belum sepenuhnya diimbangi kemampuan memahami dan mengelolanya secara bijak.

KataData Insight Center juga mengungkapkan tantangan signifikan di kalangan anak muda: 49,5% generasi Y dan 59,4% generasi Z mengakui bahwa pengeluaran mereka lebih besar dari pendapatan. Data ini menegaskan pentingnya pemahaman mendalam tentang pengelolaan keuangan pribadi, mulai dari pendapatan, pengeluaran, tabungan, dana darurat, hingga investasi.

Menjawab kebutuhan tersebut, AIESEC di Universitas Prasetiya Mulya menyelenggarakan Impact Circle (IC) 2025 pada 14 November 2025, sebuah forum kolaboratif tahunan yang mempertemukan mahasiswa, profesional, dan para changemakers untuk berdiskusi mengenai isu sosial dan ekonomi. Dengan tema 'Money Talks: Mastering Your Personal Finance Strategy', IC 2025 bertujuan memberikan wawasan dan strategi pengelolaan keuangan yang relevan bagi generasi muda.

Program ini turut mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), melalui penguatan kompetensi finansial yang mendukung kesiapan karier dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Acara yang berlangsung di Auditorium Harry Jusuf, Universitas Prasetiya Mulya, menghadirkan Hany Gungoro, CFA, seorang Business & Financial Mentor dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, sebagai pembicara utama. Hany menekankan bahwa perilaku dalam mengelola uang lebih penting daripada kemampuan matematis semata.

"Literasi keuangan bukan sekadar kemampuan menghitung, tetapi memahami perilaku kita terhadap uang. Anak muda perlu komit untuk tracking pengeluaran dan membangun disiplin menabung. Jumlahnya bukan yang utama, tetapi konsistensi. Jika kita disiplin berinvestasi atau menabung setiap bulan, mindset kita pun akan terbentuk: mengelola uang untuk mengelola masa depan," ujar Hany.

Selain seminar, peserta mengikuti workshop berbasis studi kasus yang mensimulasikan tantangan finansial seorang fresh graduate dalam mencapai target tabungan dan investasi. Peserta diajak menganalisis masalah, menyusun strategi anggaran, dan merancang rencana finansial yang realistis.

Ketua penyelenggara Impact Circle 2025, Daffa Abrian Saleh, menekankan relevansi program ini bagi kebiasaan anak muda masa kini.

"Literasi keuangan adalah kemampuan dasar yang membentuk perilaku dan keputusan masa depan. Melalui program ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran sekaligus memberikan alat praktis agar peserta mampu mengelola keuangan mereka dengan bijak," ujarnya.

Antusiasme peserta terlihat sepanjang acara. Devina Priyanka, mahasiswa S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya, berbagi pengalamannya.

"Biasanya saya hanya mendengar teori tentang investasi atau budgeting, tetapi lewat acara ini saya benar-benar memahami bagaimana uang bergerak dalam situasi nyata. Saya jadi lebih percaya diri untuk mulai mengatur keuangan pribadi saya," kata Devina.

Dengan ratusan peserta dari mahasiswa Prasmul maupun publik, Impact Circle 2025 mempertegas komitmen AIESEC untuk menghadirkan program yang mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan, demi membentuk generasi muda yang melek finansial, berorientasi dampak, dan siap berkontribusi pada kemajuan ekonomi nasional. (E-1)