
KEGIATAN Youth Leadership Summit resmi bergulir pada Minggu (12/10), di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. Puluhan anak muda Indonesia serta beberapa perwakilan dari negara di kawasan Asia berkumpul untuk berdiskusi dan mengampanyekan aksi nyata terkait isu keadilan iklim dan kesetaraan gender.
Kegiatan itu merupakan acara puncak dari program Youth Leadership Academy for Gender and Climate Action yang diinisiasi Plan International Asia-Pacific dengan dukungan The Rockefeller Foundation. Sebanyak 40 duta muda dari program Youth Leadership Academy for Gender and Climate Action yang berasal dari Indonesia, India, Vietnam, Thailand, dan Filipina, mengampanyekan advokasi mereka di Youth Leadership Summit.
"Mereka berkelompok untuk melakukan climate action. Misalnya waste management, ada juga kesiapsiagaan bencana, hingga aksi tanam mangrove. Nah tujuannya sebetulnya menginisiasi bahwa anak muda ini punya potensi untuk bicara climate change, apa yang menjadi concern dan juga solusi," kata Executive Director Plan Indonesia, Dini Widiastuti, dalam kegiatan Youth Leadership Summit, Minggu (12/10).
Dok: Plan Indonesia
Penyelenggaraan kegiatan ini menjadi penting, berdasarkan data yang dihimpun dari pihak penyelenggara, diketahui bahwa di wilayah Asia-Pasifik tantangan terkait perubahan iklim serta gender sering kali saling berkaitan. Perempuan dan anak perempuan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim, namun seringkali mereka memiliki akses yang terbatas terhadap pengambilan keputusan, sumber daya, dan dukungan untuk beradaptasi.
Menurut laporan “For Our Futures” dari Plan International, lebih dari 12,5 juta anak perempuan setiap tahun diperkirakan tidak dapat menyelesaikan pendidikan mereka akibat dampak dari perubahan iklim. Berdasarkan data itu, tantangan ini membutuhkan aksi kolektif, kaum muda terutama anak perempuan dan perempuan muda mencari solusi demi masa depan yang lebih baik.
"Dalam kegiatan kami juga menghadirkan beragam sesi diskusi yang melibatkan para pembicara yang concern mengenai keadilan iklim dan kesetaraan gander. Contoh diskusi terkait bagaimana hubungan antara climate change dengan art. Bagaimana kita bisa menggunakan art, misalnya lewat eco fashion dan sebagainya," jelas Dini.
Aksi Iklim Anak Muda
Bicara soal 40 duta muda dari program Youth Leadership Academy for Gender and Climate Action, beberapa perwakilan mereka hadir untuk menyampaikan advokasi. Perwakilan dari Thailand hadir dengan Proyek Green Caviar mempromosikan pertanian berkelanjutan dan ekonomi lokal yang terinspirasi oleh tanaman langka Wolffia. Dari Indonesia, SAFE for Climate and Gender menggerakkan pelajar SMA melalui seni dan aktivitas kreatif untuk meningkatkan kesadaran tentang isu iklim dan gender.
"Proyek saya sendiri namanya SAFE atau Student Action for Environment. Kami menyasar ke anak-anak sekolah, karena kami percaya itu memang usia yang paling pas untuk bisa menumbuh kembangkan awareness dan juga skill-skill mereka terhadap isu iklim dan gender," ungkap Stephanie Dinda Iskandar mewakili SAFE.
Masih dari Indonesia, hadir juga EcoVibes yang memiliki advokasi melibatkan komunitas di lima wilayah dalam mengatasi tantangan limbah dan iklim melalui lokakarya dan dialog kebijakan. Tak kalah menarik perwakilan Filipina menghadirkan YouLEARN, mempersatukan kaum muda dari berbagai provinsi untuk mengelola limbah.
Terakhir perwakilan dari India menghadirkan Green Voices for a Sustainable Future, membina kepemimpinan lingkungan akar rumput di komunitas yang termarjinalkan, dan Girls Climate Parliament memberdayakan anak-anak perempuan termarjinalkan untuk memimpin solusi iklim lokal dan memperjuangkan pendidikan, inklusi, dan kepemimpinan.
“Ketika kita menjadikan kesetaraan gender sebagai pendekatan dalam aksi iklim, aksi ini menjadi lebih kuat dan inklusif. Kepemimpinan kaum muda berarti memastikan suara, kreativitas, dan keberanian mereka menjadi pusat dalam membangun masa depan di mana semua orang, terutama perempuan dan komunitas termarjinalkan, dapat berkembang di tengah krisis iklim," tutur Girish, perwakilan Green Voices for a Sustainable Future. (M-2)