Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat transmisi penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) ke suku bunga perbankan mulai menunjukkan tanda-tanda positif meskipun pengaruhnya masih relatif terbatas atau belum terlalu kuat.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengungkapkan bahwa transmisi yang terjadi saat ini tidak berlangsung secepat periode-periode penurunan BI-Rate sebelumnya.
“Tapi kalau kita lihat data terkini, ini cukup menggembirakan, mulai ada tanda-tanda (transmisi ke suku bunga perbankan). Walaupun memang belum terlalu kuat,” kata Juda menjawab pertanyaan media dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Juda menyebutkan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) turun sebesar 10 basis poin (bps) dari 4,85 persen pada Juni 2025 menjadi 4,75 persen pada Juli 2025.
Sementara suku bunga kredit baru, yakni kredit yang benar-benar baru diberikan oleh bank, juga mengalami penurunan, khususnya suku bunga kredit korporasi, komersial dan UMKM. Adapun suku bunga kredit konsumsi masih belum mengalami penurunan.
“(Suku bunga) kredit korporasi itu turun 27 bps dari 7,58 persen ke 7,31 persen. Kredit komersial itu turun dari 8,35 persen ke 8,26 persen atau 9 bps dari bulan Juni ke Juli. UMKM turun 15 bps dari 11,01 persen menjadi 10,86 persen,” ujar Juda.
Apabila dilihat berdasarkan kelompok bank, Juda menyebutkan bahwa bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) juga sudah menurunkan suku bunga kredit.
“Tapi Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) ini masih mengalami kenaikan suku bunga kreditnya,” imbuh dia.
Bank Indonesia pun optimistis penurunan BI-Rate akan tertransmisi dengan lebih baik pada semester II 2025. Hal ini didukung oleh prospek pemangkasan BI-Rate lebih lanjut, likuiditas perbankan yang masih tinggi, serta ekspansi belanja pemerintah yang diprakirakan lebih terakselerasi pada paruh kedua tahun ini.
Sebagai informasi, penyaluran kredit perbankan pada Juli 2025 tumbuh sebesar 7,03 persen year on year (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan DPK meningkat menjadi 7,00 persen (yoy).
Adapun likuiditas perbankan tercatat terjaga, tercermin dari tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,08 persen pada Juli 2025.
Sejak September 2024, bank sentral Indonesia mulai menurunkan BI-Rate setelah periode pengetatan moneter. Pada bulan tersebut, BI-Rate dipangkas sebesar 25bps menjadi di level 6 persen.
Selanjutnya, sejak awal tahun ini, BI telah menurunkan BI-Rate pada Januari, Mei, dan Juli masing-masing sebesar 25bps.
Terbaru, pada RDG Agustus ini, bank sentral kembali memangkas BI-Rate sebesar 25bps sehingga kini berada pada level 5 persen.
Baca juga: BI: Tingkat konversi valas eksportir 80 persen usai PP DHE SDA berlaku
Baca juga: BI beri sinyal pemangkasan BI-Rate lanjutan usai dipangkas empat kali
Baca juga: Ekonom nilai masih ada ruang pemangkasan BI Rate 50 bps di sisa 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.