Liputan6.com, Jakarta Real Madrid akan memulai petualangan baru di musim 2025/2026 dengan laga kandang melawan Osasuna. Pertandingan di Santiago Bernabeu ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 02.00 WIB.
Perhatian bukan hanya tertuju pada duel pembuka La Liga, melainkan pada sosok di pinggir lapangan. Xabi Alonso akan menjalani debut resminya sebagai pelatih baru Los Blancos.
Bagi publik Madrid, momen ini terasa seperti kilas balik sejarah. Alonso pernah menjalani debut pertamanya sebagai pemain di Bernabeu pada 2009, dalam sebuah musim panas penuh bintang.
Musim Panas 2009: Kedatangan Alonso ke Bernabeu
Pada Agustus 2009, Real Madrid resmi merekrut Xabi Alonso dari Liverpool. Nilai transfernya mencapai £30 juta, atau sekitar Rp600 miliar, menambah daftar belanja besar klub.
Kala itu, Madrid juga mendatangkan Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Kaka di jendela transfer yang sama. Musim panas tersebut dianggap sebagai salah satu revolusi terbesar dalam sejarah klub.
Alonso langsung menjadi andalan di lini tengah Madrid pada musim perdananya. Dengan peran sebagai gelandang bertahan, ia membawa keseimbangan bagi tim asuhan Manuel Pellegrini.
Alonso yang Konsisten di Lapangan
Debut Alonso di Bernabeu bukan sekadar seremonial. Hampir di setiap laga penting La Liga maupun Liga Champions, namanya selalu masuk daftar starter.
Ia mencetak gol perdananya lewat titik putih melawan Villarreal pada Februari 2010. Dalam musim debut itu, Alonso mencatat tiga gol dan tampil sebagai salah satu pemain paling konsisten Madrid.
Kontribusinya membuat Madrid mengakhiri musim dengan 96 poin, rekor klub saat itu meski hanya finis di posisi kedua. Alonso dikenal sebagai otak permainan yang tenang, presisi, dan penuh wibawa di lapangan.
Pengakuan dan Julukan Baru
Penampilan Alonso di musim pertamanya segera mendapat apresiasi luas. Pembaca Marca menempatkannya di "Tim Terbaik La Liga" musim itu, berdampingan dengan Cristiano Ronaldo.
Media internasional pun ikut mengakui konsistensinya. ESPN Soccernet memilih Alonso sebagai salah satu gelandang terbaik, bahkan ia masuk nominasi "Gelandang Terbaik" di LFP Awards.
Di Spanyol, Alonso mendapat julukan "La Barba Roja" atau "Si Janggut Merah". Julukan itu menempel kuat pada dirinya sebagai simbol kepemimpinan dan keanggunan di lapangan.
Dari Pemain Jadi Pelatih Madrid
Kini, 16 tahun setelah debutnya sebagai pemain, Alonso kembali ke Bernabeu dengan peran berbeda. Ia hadir sebagai pelatih utama, membawa filosofi sepak bola modern yang teruji di Bayer Leverkusen.
Debut keduanya ini disambut antusias publik Madrid yang merindukan sosok dengan ikatan emosional pada klub. Alonso dipandang bukan hanya pelatih, tetapi juga bagian dari warisan sejarah Real Madrid.
Pertandingan melawan Osasuna akan jadi ujian awal untuk membuktikan apakah Alonso bisa mengulang sukses, kali ini dari pinggir lapangan. Dua debut di klub yang sama, menegaskan ikatan istimewa Alonso dengan Real Madrid.