Google Photos bakal Bisa Bedakan Foto Asli vs Buatan AI, Begini Cara Kerjanya

Liputan6.com, Jakarta - Google sedang menyiapkan perubahan besar di aplikasi Photos dengan fitur baru yang bisa mendeteksi konten hasil edit maupun ciptaan kecerdasan buatan (AI).

Mengutip Ubergizmo, Senin (25/8/2025), fitur baru Google Photos ini ditemukan dalam kode aplikasi versi 7.41 dengan nama internal “threepio.”

Lewat pembaruan ini, Google Photos akan menambahkan panel khusus bernama "How it was made" di bagian detail foto atau video.

Melalui panel ini, pengguna bisa melihat informasi lengkap tentang bagaimana sebuah media dibuat hingga diedit, termasuk apakah proses pembuatannya pakai AI atau edit manual.

Raksasa mesin pencari ini tidak hanya menandai media sudah diedit, tetapi juga memberikan label khusus, seperti "Media created with AI", "Edited with AI tools", dan "Edited with multiple AI tools".

Sementara itu, konten non-AI akan memiliki label "Media captured with a camera" atau "Edited with non-AI tools".

Dengan begitu, pengguna bisa langsung membedakan antara foto asli dan konten hasil rekayasa digital.

Lebih lanjut, sistem pelabelan Google Photos ini dinilai penting untuk memberi pemahaman cepat kepada pengguna mengenai autentisitas konten.

Dengan tampilan label langsung pada detail media, publik tidak perlu lagi berspekulasi tentang keaslian sebuah gambar atau video.

Langkah ini juga menegaskan komitmen Google dalam menjaga ekosistem digital tetap jernih di tengah banjir konten AI yang kerap menimbulkan keraguan.

Transparansi semacam ini bisa membangun kembali kepercayaan pengguna terhadap media digital yang mereka konsumsi setiap hari.

Fitur deteksi baru ini bukanlah langkah pertama Google dalam menangani masalah konten manipulatif.

Sebelumnya, perusahaan sudah memperkenalkan watermark pada gambar hasil editan AI untuk membantu publik membedakan antara media asli dan palsu.

Namun, sistem terbaru dinilai jauh lebih canggih karena memberikan informasi kontekstual langsung di aplikasi Google Photos.

Selain memberi cap, pengguna bisa melihat detail bagaimana sebuah foto atau video dihasilkan atau diubah.

Mengutip catatan yang ditemukan dalam aplikasi, Google menyebut fitur ini akan membantu menjadikan interpretasi media lebih transparan dan tepercaya. Hal ini penting karena fenomena deepfake semakin meresahkan.

Video dan foto manipulatif kini sering dipakai untuk menyebarkan disinformasi, mulai dari isu politik, selebritas, hingga penipuan daring.

Dengan fitur yang mampu mengungkap proses pembuatan media, Google berharap pengguna lebih waspada sekaligus lebih percaya diri dalam membedakan mana yang otentik dan mana yang palsu.

Walau sudah muncul di versi uji coba, Google belum memberikan kepastian kapan fitur deteksi AI di Photos akan resmi dirilis. Namun, kemunculannya menjadi isyarat kuat bahwa peluncuran tinggal menunggu waktu.

Jika benar tersedia, fitur ini bisa menjadi senjata praktis bagi pengguna untuk mengenali media manipulatif.

Kehadirannya terasa sangat relevan mengingat semakin banyak foto dan video hasil AI yang kini berseliweran di media sosial maupun aplikasi komunikasi.

Bagi kebanyakan orang, membedakan mana konten asli dan mana yang palsu tanpa bantuan teknologi jelas bukan perkara mudah. Karena itu, label khusus di Google Photos berpotensi menjadi benteng pertama dalam melawan hoaks visual.

Selain memberikan perlindungan bagi pengguna, langkah ini juga mencerminkan komitmen Google untuk menjaga kualitas informasi digital.

Dengan makin maraknya konten deepfake, inovasi semacam ini kemungkinan besar akan menjadi standar baru di masa depan.