Liputan6.com, Jakarta- Kekalahan Timnas Indonesia 0-1 dari Irak dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 baru-baru ini menyisakan cerita pahit. Bukan hanya hasil akhir, kinerja wasit Ma Ning asal China yang memimpin laga tersebut menjadi sorotan utama. Berbagai media asing ramai memberitakan keputusan kontroversial Ma Ning yang dinilai merugikan skuad Garuda.
Sorotan terhadap wasit Ma Ning bukan kali pertama terjadi, mengingat ia juga pernah menjadi perbincangan hangat setelah memberikan tiga penalti kepada Qatar di final Piala Asia 2023. Insiden di laga kontra Irak ini kembali memicu reaksi keras dari publik dan tim Indonesia. Keputusan-keputusan sang pengadil lapangan dianggap bias dan secara signifikan memengaruhi jalannya pertandingan.
Akibatnya, Timnas Indonesia harus menelan kekalahan dan impian untuk melaju ke Piala Dunia 2026 resmi pupus di putaran keempat kualifikasi. Frustrasi memuncak setelah pertandingan, bahkan berujung pada insiden tiga kartu merah yang dikeluarkan Ma Ning pasca-laga. Kondisi ini membuat media asing turut menyorot kinerja Ma Ning yang dinilai membuat Timnas Indonesia merugi.
Sorotan Media Internasional atas Kinerja Ma Ning
Kinerja wasit Ma Ning dalam laga krusial Timnas Indonesia melawan Irak menjadi topik hangat di berbagai media internasional. Media Belanda, Voetbal Primeur, turut menyoroti kegagalan Timnas Indonesia melangkah ke Piala Dunia. Mereka menilai Ma Ning membuat sejumlah keputusan kontroversial yang merugikan tim Merah-Putih.
Bahkan, media tersebut menggambarkan bahwa Indonesia seolah menjadi korban 'perampokan' di lapangan karena keputusan-keputusan aneh sang pengadil.
Artikel-artikel ini menyoroti bagaimana intensitas pertandingan meningkat di akhir laga akibat beberapa keputusan kontroversial dari tim wasit China. Hal ini membuat kubu Indonesia merasa dirugikan dan marah. Sorotan media asing ini mengindikasikan adanya persepsi negatif terhadap kepemimpinan wasit dalam pertandingan penting tersebut.
Rentetan Keputusan Kontroversial Ma Ning
Beberapa insiden krusial selama pertandingan menjadi bukti nyata dari keputusan kontroversial Ma Ning. Pada menit ke-67, Zaid Tahseen dari Irak hanya diberi kartu kuning setelah menjatuhkan Ole Romeny dari Indonesia. Padahal, insiden tersebut dianggap menggagalkan peluang mencetak gol yang jelas bagi Timnas Indonesia.
Kemudian, pada menit ke-77, Kevin Diks dari Indonesia mendapatkan bola terlebih dahulu, namun Merchas Doski dari Irak menendangnya. Anehnya, wasit Ma Ning justru menyatakan Diks melakukan pelanggaran, sebuah keputusan yang memicu protes keras dari para pemain.
Kontroversi berlanjut pada menit ke-86, saat Ole Romeny dari Indonesia justru diganjar kartu kuning karena menendang Tahseen setelah gagal melakukan sapuan. Puncaknya, di waktu tambahan, tendangan tinggi Kevin Diks mengenai tangan Tahseen di dalam kotak penalti, namun tidak ada penalti yang diberikan kepada Indonesia. Serangkaian keputusan ini membuat timnas Indonesia menderita dan kehilangan momentum.
Reaksi dan Dampak Pasca-Pertandingan
Frustrasi Timnas Indonesia memuncak setelah kekalahan 0-1, yang berujung pada keributan pasca-pertandingan. Beberapa anggota tim menghadapi wasit Ma Ning, yang berujung pada tiga kartu merah. Manajer tim nasional, Kombes Pol Sumardji, mendorong Ma Ning dan langsung diganjar kartu merah sebagai bentuk protes.
Pemain cadangan Shayne Pattynama juga menerima kartu merah setelah keributan yang melibatkan pelatih kepala Irak, Graham Arnold. Gelandang Thom Haye turut diusir keluar lapangan setelah menghadapi wasit, meskipun kapten Jay Idzes mencoba menenangkannya. Insiden ini menunjukkan betapa besar kekecewaan yang dirasakan tim.
Para penggemar Indonesia pun tidak tinggal diam, membanjiri media sosial Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan kritik pedas. Bahkan, beberapa penggemar mengedit foto Ma Ning dengan kostum badut sebagai bentuk satir. PSSI sebelumnya telah meminta AFC untuk menunjuk wasit non-Asia Barat karena kekhawatiran bias, namun permintaan itu tidak ditanggapi, dan ironisnya, Ma Ning yang bukan dari Asia Barat tetap membuat keputusan kontroversial yang merugikan Timnas Indonesia.
Kekalahan dan serangkaian keputusan kontroversial ini secara resmi mengakhiri impian Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026.