PEMERINTAH berencana menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN untuk membangun ulang bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny yang roboh pada 29 September 2025. Dengan alasan kedaruratan, pembangunan itu direncanakan menggunakan APBN dari pagu Kementerian Pekerjaan Umum.
Sejak rencana itu diungkap satu pekan lalu, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo masih enggan mengungkap jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan Ponpes Al Khoziny. Dody meminta publik tidak hanya fokus pada permasalahan Al Khoziny, mengingat ada lebih dari 42 ribu ponpes lain di Indonesia yang kondisinya juga butuh diperhatikan.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Jangan bicara Al Khoziny saja, banyak ponpes lain yang kita enggak tahu hari ini kondisinya,” tutur Dody di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Dody menjelaskan, saat ini Kementerian PU sedang menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mencegah terulangnya insiden Ponpes Al Khoziny. Salah satu caranya adalah dengan penandatanganan kesepakatan antara Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum tentang pembangunan infrastruktur pesantren.
Dalam kesepakatan itu, Kementerian PU akan mengambil sampel sebanyak 80 ponpes di Indonesia untuk mengecek kualitas keandalan bangunan pesantren. Dody menuturkan, 80 bangunan pesantren itu berasal dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Ia menuturkan bahwa penilaian kualitas bangunan itu tidak bermaksud untuk mencari kesalahan, melainkan menemukan ruang perbaikan dalam membangun ekosistem pembelajaran pesantren yang aman. “Kita hari ini diperintahkan Pak Presiden agar kejadian Al Khoziny itu pertama dan terakhir,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar meyakini bahwa Ponpes Al Khoziny layak menerima bantuan dari kas negara. Menurut Muhaimin, kesepakatan membiayai revitalisasi Ponpes Al Khoziny telah dilaporkan kepada Kementerian Keuangan, Sekretariat Kabinet dan Kementerian Sekretaris Negara.
Bangunan empat lantai milik ponpes Al Khoziny, di Sidoarjo, Jawa Timur, roboh dengan dugaan penyebab kegagalan konstruksi pada 29 September lalu. Total korban insiden tersebut dilaporkan sebanyak 171 orang. Jumlah itu terdiri 104 korban selamat dengan sebagian luka berat dan ringan. Sementara korban tewas ditetapkan sebanyak 67 santri dengan delapan di antaranya merupakan bagian tubuh atau body part.
Pada 7 Oktober 2025, Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pemerintah memilih opsi untuk membangun ponpes dari awal karena dinilai lebih efisien dibanding sekadar perbaikan. Saat itu ia menyampaikan, perhitungan total anggaran masih dibahas bersama pihak terkait. Namun, terbuka opsi pembangunan ulang tersebut menggunakan dana APBN.
“Kalau soal anggaran, Insyaallah cukup dari APBN. Tapi tidak menutup kemungkinan juga ada bantuan dari swasta. Cuma, sementara waktu dari APBN,” ujarnya.
Ia menambahkan, meskipun selama ini anggaran untuk pondok pesantren berada di bawah Kementerian Agama. Dalam kasus ponpes ambruk tersebut, APBN Kementerian PU bisa dialokasikan karena bersifat darurat.