Jakarta (ANTARA) - PT Simpan Asset Management bersama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk mendorong pengelolaan wakaf uang secara produktif melalui pemanfaatan instrumen reksa dana syariah, bekerja sama dengan Istiqlal Global Fund (IGF).
Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan komitmen kerja sama pengelolaan dana abadi Istiqlal antara ketiga pihak di lingkungan Masjid Istiqlal, Jakarta. Sinergi ini diharapkan menjadi langkah awal pengembangan ekosistem wakaf modern yang transparan dan berkelanjutan.
“Kami ingin menjadikan Istiqlal sebagai hub bagi para wakif dan wakuf alaih, tempat bertemunya filantropi Islam dan instrumen keuangan syariah. Bersama Simpan Asset Management dan Trimegah Sekuritas, kami ingin memberi akses yang mudah bagi jamaah untuk berwakaf, bahkan mulai dari Rp100 ribu,” kata Direktur Utama Istiqlal Global Fund Ahsanul Haq di Jakarta, Selasa.
Ahsanul menekankan pentingnya kolaborasi dengan lembaga keuangan syariah dan manajer investasi untuk membuka akses masyarakat terhadap instrumen keuangan berbasis wakaf.
Baca juga: Bank Mandiri meluncurkan dua produk reksadana baru
Melalui pendekatan digital dan inklusif, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam wakaf produktif tanpa harus menunggu modal besar.
Dengan nominal yang terjangkau, jamaah dapat mulai berwakaf secara terukur dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat Istiqlal sebagai rumah besar kemanusiaan.
Head of Retail Mutual Fund Strategy & Partnership Trimegah Sekuritas Hasbie Sukaton memandang, pengoptimalan wakaf melalui reksa dana syariah dapat menjadi alternatif pengelolaan dana sosial Islam yang berkelanjutan dan transparan.
Instrumen reksa dana syariah memiliki potensi memberikan hasil investasi yang kompetitif, serta dapat menjadi sarana untuk mengembangkan dana abadi wakaf dengan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap kaidah syariah.
Baca juga: Konflik Iran-Israel memanas, Bank DBS ungkap investasi yang aman
Kerja sama ini juga membuka kemungkinan untuk melahirkan produk reksa dana syariah berbasis wakaf, yang memungkinkan hasil investasinya disalurkan bagi kepentingan sosial.
Namun, Hasbie menegaskan bahwa inisiatif produk baru ini masih dalam tahap penjajakan dan perlu dikaji lebih lanjut, baik dari sisi regulasi maupun tata kelola.
Pada tahap awal, fokus utama diarahkan pada penguatan basis wakif, yakni membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat agar lebih banyak individu dan komunitas yang terlibat aktif dalam wakaf produktif.
Sebagai bagian dari upaya memperluas basis wakif, Hasbie mengatakan pihaknya mengusulkan strategi untuk melibatkan berbagai komunitas dan organisasi filantropi yang memiliki kebutuhan pendanaan sosial jangka panjang.
Baca juga: Mirae Asset sarankan opsi reksa dana pasar uang "sameday redeem"
Melalui pendekatan tersebut, diharapkan terbentuk jejaring yang dapat mempertemukan pihak-pihak yang ingin berkontribusi dalam wakaf produktif dengan pengelola wakaf profesional, sekaligus memperkuat ekosistem dana abadi yang berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyambut positif kerja sama ini dan menilai kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memperkuat Gerakan Indonesia Berwakaf.
Wakil Ketua BWI Tatang Astarudin mencatat potensi wakaf uang di Indonesia mencapai sekitar Rp181 triliun, sementara realisasi penghimpunannya baru sekitar Rp3,2 triliun.
“Itu baru dari 17 cluster yang kita coba sasar dan kita estimasi secara minimalis. Masih sangat terbuka potensi itu (pengoptimalan wakaf),” kata Tatang.
Dengan dukungan inovasi dan partisipasi lembaga keuangan syariah, potensi besar tersebut diharapkan dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi umat dan kesejahteraan sosial secara berkelanjutan.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.