DAPUR Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mekarmukti sempat tidak memiliki tempat pembuangan limbah makanan. Dapur yang mengolah ribuan porsi makanan program makan bergizi gratis (MBG) itu membuang limbah dapur ke sungai berjarak selemparan batu dari bagian depan lokasi dapur.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Hal itu diutarakan Agus Ridwan, 40 tahun, warga Desa Mekarmukti. Menurut dia, warga sekitar kerap mencium bau menyengat dari sungai itu. Warga pun geram dan memprotes ulah dapur SPPG Mekarmukti. "Setelah diprotes warga, baru mereka membuat penampungan limbah," kata Agus saat dihubungi pada Rabu, 8 Oktober 2025.
SPPG Mekarmukti merupakan dapur yang memasok menu MBG ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cihampelas, yang berujung kasus keracunan makanan pada Rabu, 24 September 2025.
Selain itu, lanjut Agus, dapur SPPG Mekarmukti sempat menjadi omongan warga sekitar karena tidak memprioritaskan salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) At-Taqwa yang berjarak kurang dari 100 meter dari lokasi SPPG Mekarmukti. "Katanya karena jumlah siswanya sedikit sehingga dapur itu lebih memprioritaskan sekolah lain yang lebih jauh tapi jumlah siswanya banyak, setelah diprotes baru disuplai," kata Agus.
Kepala SPPG Mekarmukti, Mugni, enggan berbicara banyak saat dimintai keterangan mengenai permasalahan yang terjadi di dapur itu. Ia beralasan sedang sibuk. "Untuk hasil investigasi dan hasil lab belum muncul," kata Mugni melalui pesan aplikasi perpesanan WhatsApp pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Kepala Desa Mekarmukti Andriawan Burhanudin mengatakan sepekan sebelum beroperasi, Kepala SPPG hingga pegawai dapur mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Aula Desa Mekarmukti. "Pada 12 Agustus (2025). Seminggu kemudian baru beroperasi," kata Andriawan.
Namun, Andriawan mengaku hanya meminjamkan tempat saja, selebihnya ia tidak tahu menahu soal kegiatan bimtek itu. Dia mengatakan orang-orang yang terlibat di dapur SPPG Mekarmukti memang seperti mengambil jarak dan tidak berkoordinasi dengan Desa Mekarmukti.
Bahkan, lanjut dia, pemilik dapur SPPG sama sekali belum mendatangi atau sekedar datang memberitahukan bahwa terdapat dapur SPPG di wilayah Desa Mekarmukti. "Memang kami dari desa sifatnya hanya memberikan support program MBG saja, jadi tidak masalah, cuma etikanya kurang saja karena tidak pernah ke sini," ucapnya.
Data Keracunan Pelajar di Cihampelas
Puskesmas Cihampelas menyebut jumlah korban keracunan akibat menyantap menu MBG yang dibagikan dapur SPPG Mekarmukti mencapai 197 siswa. Rinciannya, 178 siswa SMKN 1 Cihampelas, 10 siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Mukhtariyah Mande, 8 siswa Madrasan Aliyah Al-Mukhtariyah Mande dan satu siswa SDN 1 Cihampelas. Menurut Asep, gejala yang dialami korban mulai dari mual, muntah, kepala pusing, hingga kejang-kejang.
"Ada 75 orang dirujuk ke rumah sakit dan ada 35 pasien yang ditangani hingga rawat inap tersebar di RSUD Cililin, Dustira, RSKC Cimareme, RS Unggul Perkasa, RSIA Azzahra, Klinik Yakin, RS Avisena, dan praktek dokter mandiri," kata Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Cihampelas Asep Syarifudin.
Siwa SMKN 1 Cihampelas yang menjadi korban terbanyak kasus keracunan makanan gratis itu. Pegawai administrasi SMKN 1 Cihampelas, Dadi Karmawan mengatakan kejadian keracunan itu terjadi pada Rabu, 24 September 2025, kurang dari satu jam setelah siswa menyantap menu MBG buatan dapur SPPG Mekarmukti, pada pukul 12.30 WIB. Dadi mengatakan SMKN 1 Cihampelas mendapat jatah MBG sebanyak 1.400 porsi, dan karena jumlahnya banyak, petugas SPPG Mekarmukti mengirim makanan dua kloter.
Pada hari itu, lanjut Dadi, petugas Dapur SPPG Mekarmukti sudah mengirim sekitar 900 porsi MBG sejak pukul 09.00 WIB. Ketika istirahat kedua pada pukul 12.00 WIB, separuh lebih siswa menyantap menu MBG yang terdiri dari satu butir telur rebus utuh, kentang goreng, dan lotek, sementara separuh siswa lainnya masih menunggu jatah makanannya datang.
Setengah jam kemudian, beberapa siswa sudah mulai menunjukkan gejala keracunan di saat petugas pengantar makanan dari SPPG Mekarmukti datang hendak menurunkan kekurangan jatah makanan. Namun, Dadi menyetop petugas dan menyuruhnya untuk membawa balik lagi ratusan porsi MBG ke dapur SPPG. "Sempat memaksa, tapi saya jelaskan bahwa sudah ada yang menunjukkan gejala keracunan," katanya.