
SETIAP manusia memiliki 46 kromosom yang tersusun dari DNA (deoxyribonucleic acid), materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik. Pemeriksaan DNA atau tes genetik kini semakin populer, bukan hanya untuk menelusuri garis keturunan, tetapi juga sebagai alat penting dalam deteksi penyakit dan perencanaan medis.
Kelainan genetik dapat diwariskan atau muncul akibat faktor lain, dan sering kali memicu penyakit serius. Karena itu, tes DNA menjadi kunci dalam mendeteksi risiko sejak dini.
Jenis Tes DNA dan Manfaatnya
1. Uji praimplantasi
Dilakukan pada program bayi tabung untuk mencegah kelainan genetik bawaan, seperti fibrosis kistik atau sickle cell.
2. Uji prakelahiran
Mendeteksi mutasi atau sindrom genetik pada janin, misalnya Down Syndrome dan Edward Syndrome. Terbagi menjadi tes skrining (peluang) dan diagnostik (kepastian).
3. Uji pembawa (carrier testing)
Mengetahui apakah seseorang membawa gen tertentu yang berisiko diwariskan ke anak.
4. Uji prediksi
Memberikan gambaran risiko penyakit genetik di masa depan, terutama jika ada riwayat keluarga.
5. Tes paternity/maternity
Memastikan hubungan biologis antara anak dan orang tua kandung.
6. Uji forensik
Dimanfaatkan dalam penegakan hukum untuk identifikasi individu.
Kesimpulan
Tes DNA bukan lagi sekadar penentu garis keturunan. Dari tahap praimplantasi hingga keperluan forensik, teknologi ini memberi manfaat luas: mendeteksi kelainan genetik, merencanakan kehamilan yang lebih sehat, hingga memastikan identitas biologis seseorang. (Z-10)