
BUNGA Rahmawati, siswa SMKN 1 Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat yang turut mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) meninggal dunia.
Pihak RSUD Cililin mengkonfirmasi bahwa kondisi pasien saat datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada 30 September sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
"Pasien datang sudah pucat, kebiruan, gerakan napasnya sudah tidak ada, tubuh dan bagian akralnya juga sudah dingin," kata Kepala Pelayanan IGD RSUD Cililin, Dwi Puspitasari saat ditemui, Kamis (2/10).
Hasil pemeriksaan lebih lanjut di RSUD menunjukkan pupil pasien sudah tidak bereaksi, serta rekam jantung (EKG) tidak menampilkan arus kelistrikan atau asistol. "Dari tampakan tersebut, pasien kami nyatakan sudah meninggal atau diagnosa kedatangan GDN-nya death on arrival," ujarnya.
Terkait penyebab kematian, pihak rumah sakit tidak dapat memastikannya. Pihaknya menyarankan dilakukan pemeriksaan mendalam seperti toksikologi atau autopsi, namun pihak keluarga menolak.
"Dari kami di IGD RSUD Cililin memutuskan untuk mendiagnosa kematiannya saja bahwa pasien memang datang dengan death on a level. Diarahkan pada keluarga untuk mengetahui penyebab kematiannya disarankan untuk autopsi. Namun dari keluarga tidak ada arahan untuk melakukan akan tindakan tersebut," jelasnya.
Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah mengungkapkan, berdasarkan kronologi bahwa korban sempat mengonsumsi makanan MBG pada Rabu (24/9), namun selama lima hari setelahnya tidak ada gejala keracunan.
Masih dari pihak keluarga, ia melanjutkan, korban masih beraktivitas seperti biasa dan bahkan sempat masuk sekolah pada Senin (29/9). Namun, ia pulang lebih awal karena merasa pusing.
"Korban diberi obat dan langsung beristirahat di rumah," tuturnya.
Kemudian pada Selasa (30/9) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, korban mengeluhkan mual dan muntah. Saat itu, korban hanya ditemani adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar karena ibunya bekerja di luar negeri dan ayahnya di Karawang.
"Adiknya melihat korban mengalami mulut berbusa dan sesak napas, lalu segera menghubungi uwaknya. Uwaknya korban kemudian memanggil bidan setempat," bebernya.
Bidan yang datang memeriksa kondisi korban menyatakan tensinya lemah. Ia lalu menghubungi sopir ambulans desa untuk segera membawa korban ke RSUD Cililin. Berdasarkan laporan bidan, saat hendak dibawa ke rumah sakit, korban sudah dalam kondisi membiru dan sesak napas.
Ia menegaskan, korban tidak tercatat sebagai pasien keracunan MBG karena sejak awal tidak pernah datang ke posko kesehatan.
"Tidak ada catatan bahwa korban mengeluh keracunan sejak kejadian awal. Informasi kami itu peroleh murni dari keluarga," tambahnya.(H-3)