INFO NASIONAL – Lomba Digitalisasi Pasar 2025 yang berlangsung hampir sebulan, sejak 22 Juli hingga 17 Agustus, resmi berakhir. Para pemenang diumumkan di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis, 20 Agustus 2025.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menyambut gembira hasil lomba tersebut karena memberi dampak nyata terhadap peningkatan transaksi nontunai. "Saya melihat bahwa secara signifikan penggunaan QRIS meningkat hampir 47 persen. Ini angka yang cukup tinggi," ujarnya usai pengumuman pemenang.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dampak positif lain terlihat pada jumlah pedagang yang kini tercatat sebagai wajib pajak. "Sebelumnya hanya 1.720 pedagang yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sekarang, berkat lomba ini naik menjadi 2.129 orang," kata Pramono.
Peningkatan juga terjadi pada pemanfaatan kanal lokapasar (e-commerce). Jumlah pedagang yang menggunakan platform daring naik 40 persen, dari 546 menjadi 795. "Dengan demikian, apa yang menjadi harapan Pemerintah Provinsi bersama Bank Indonesia dan OJK tercapai dengan baik," ucapnya.
Melihat berbagai capaian itu, Pramono memastikan lomba digitalisasi pasar akan digelar setiap tahun. Penerapan transaksi nontunai juga akan diperluas ke 132 pasar di Jakarta.
Kepala Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, menegaskan rencana tersebut. “Lomba digitalisasi pasar bukan sekadar kompetisi, melainkan pilot project yang akan diterapkan di 132 pasar lainnya. Kita akan wujudkan Jakarta sebagai kota global dengan pasar yang maju, moderat, dan tetap berakar pada kearifan lokal,” tuturnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung berfoto bersama para pemenang Lomba Digitalisasi Pasar 2025 usai pengumuman pemenang di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Agustus 2025. TEMPO/Rega Wijaya
Sebagaimana diketahui, ada 20 pasar terpilih yang dinilai dalam Lomba Digitalisasi Pasar tahun 2025, dari 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya. Aspek penilaian, antara lain ketersediaan pembayaran non-tunai seperti QRIS, mesin EDC, sistem pembayaran digital Content Management System atau CMS, dan penggunaan kanal digital lokapasar dalam memasarkan produknya. Keberadaan pembayaran digital di fasilitas parkir dan kebersihan pasar juga ikut dinilai.
Menurut Agus, digitalisasi pasar merupakan bagian penting dalam ekosistem digital Jakarta sekaligus perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemprov Jakarta, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Perumda Pasar Jaya, serta didukung mitra perbankan seperti Bank Jakarta, BRI, Mandiri, dan BCA.
Penilaian lomba mencakup dua aspek, yakni pasar dan perbankan. “Harapannya, lomba ini segera mewujudkan penerapan transaksi digital di pasar-pasar yang lebih efisien, efektif, dan tentunya memberikan kemudahan bagi semua pihak,” ujar Agus.
Dampak digitalisasi diakui para pemenang lomba. Manager Area 11 Pasar Mayestik, Dewi Ratna Furi, mengaku berhasil mencatat peningkatan pesat dalam penggunaan kanal pembayaran digital. Terlebih saat lomba dimulai pada Juli silam, ia bersama mitra perbankan, Bank Jakarta, membuat gerakan digitalisasi semakin masif.
“Sebelum lomba belum semua pedagang menggunakan transaksi nontunai, tetapi ketika ada lomba ini maka kita semakin masifkan gerakan digitalisasi, mulai dari edarkan selebaran hingga menggelar acara literasi. Akhirnya semakin banyak pedagang yang berminat,” ujarnya.
Jumlah pedagang di Pasar Mayestik saat ini tercatat 1.500 dari total 2.200 tempat usaha. Dari jumlah itu, 726 pedagang telah menerapkan transaksi nontunai, naik signifikan dari sebelumnya hanya 600 pedagang. Pasar di dekat kawasan Blok M ini jadi pemenang untuk kategori Pasar Digital terbaik Tipe A, bermitra dengan Bank Jakarta.
Sementara itu, Kepala Pasar Lenteng Agung, Diana Viryanti, mengatakan hampir seluruh pedagang telah menggunakan pembayaran nontunai. Pasar di selatan Jakarta ini terpilih sebagai pemenang Pasar Digital Terbaik Tipe C bersama mitra BRI.
“Nyaris 85 persen pedagang di Pasar Lenteng Agung sudah menggunakan transaksi nontunai. Mereka punya QRIS dan mesin EDC. Terutama di lantai 2, bagian kios kering, bisa disebut semua sudah pakai QRIS. Hanya lantai bawah, kios basah, yang belum semua,” ujarnya.
Menurut Diana, jumlah pedagang di pasar tersebut mencapai 437 orang, sama dengan jumlah kios yang tersedia. Keberadaan Jakmart di Pasar Lenteng Agung juga mendukung transaksi nontunai karena penerima bantuan sosial seperti KJP, KLJ, KPDJ, dan KAJ dapat langsung berbelanja dengan kartu yang diterbitkan Bank Jakarta.
Guna mencapai 100 persen transaksi nontunai di Pasar Lenteng Agung, Diana berjanji akan terus mengedukasi seluruh pemilik lapak. Umumnya pedagang yang belum digitalisasi adalah pedagang lansia, sehingga kesulitan beradaptasi dengan teknologi digital. “Tapi tidak apa, kami akan ajari mereka sedikit demi sedikit agar nantinya paham dan bisa menggunakan pembayaran nontunai,” kata Diana.
Berikut pemenang Lomba Digitalisasi Pasar Tahun 2025:
Aspek Pasar
- Pasar Digital terbaik Tipe A, Pasar Mayestik dengan mitra Bank Jakarta.
- Pasar Digital terbaik Tipe B, Pasar Koja Baru dengan mitra Bank Jakarta.
- Pasar Digital terbaik Tipe C, Pasar Lenteng Agung dengan mitra Bank BRI.
Aspek Perbankan
- Kategori Program Literasi Terbaik dan Teraktif: Juara 1 Bank Mandiri, Juara 2 Bank Jakarta.
- Kategori Akses Keuangan Termasif: Juara 1 Bank Mandiri, Juara 2 Bank BRI.
- Kategori Digitalisasi Keuangan Terbaik: Juara 1 Bank BNI, Juara 2 Bank BCA.