Sekolah IT Gratis di Lereng Gunung Slamet yang Didik Generasi Cerdas Digital

19 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Sekolah IT Gratis di Lereng Gunung Slamet yang Didik Generasi Cerdas Digital Lintang Academy membangun sekolah Teknologi Informasi (IT) gratis di Baturraden, daerah lereng Gunung Slamet.(MI/Lilik Darmawan)

SEJUMLAH anak di SD Negeri 5 Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, Jawa Tengah, terlihat serius memperhatikan para relawan dari Lintang Academy pada akhir September lalu. Lintang Academy adalah sebuah organisasi nirlaba yang membangun sekolah Teknologi Informasi (IT) gratis di Baturraden, daerah lereng Gunung Slamet. Relawan literasi digital itu sengaja datang untuk memberikan motivasi dan pengenalan dunia digital yang sehat untuk anak-anak.

SD Negeri 5 Arcawinangun merupakan sekolah inklusif yang hampir setengah dari sekitar 90 siswa lebih merupakan penyandang disabilitas, seperti down syndrome (DS), tunadaksa, slow learner, speech delay, dan lainnya. Tetapi ketika dikenalkan bagaimana membuat gim sederhana, mereka sangat bersemangat.

“Ternyata asyik sekali. Kami dikenalkan bagaimana membuat konten atau gim. Selama ini, kita tahunya kan medsos,” ungkap Kiki, salah seorang siswa SD setempat.

Sementara Kepala SDN 5 Arcawinangun, Aminah Agustina, mengapresiasi kedatangan para relawan dari Lintang Academy Baturraden yang telah mengenalkan dunia digital yang sehat kepada anak-anak di sekolahnya. 

“Apalagi, dari 96 siswa, 56 murid di antaranya merupakan anak berkebutuhan khusus. Sebagai sekolah inklusi, tentu kami sangat berterima kasih karena mereka juga dapat mengenal dunia digital yang sehat dan aman bagi anak-anak,” katanya.

Founder Lintang Academy Baturraden, Selastio Fadli, mengatakan kedatangannya ke SD Negeri 5 Arcawinangun merupakan bagian dari kepedulian mereka terhadap internet ramah anak dan tentu saja aman bagi mereka.

“Selama ini, barangkali kalau mengenal smartphone, hanya isinya gim atau scrolling TikTok atau nonton YouTube. Nah, kami datang ingin berbagi, bahwa anak-anak tidak hanya sebagai user, tetapi mereka bisa kok menjadi pembuat gim atau aplikasi. Tentu dimulai dari yang paling sederhana,” kata Fadli, panggilan akrabnya, kepada Media Indonesia pada Minggu (12/10).

Menurut Fadli, tim sengaja datang ke sekolah yang istimewa itu untuk memberikan pemahaman bahwa gawai tidak hanya untuk bermain atau menonton medsos semata, karena dapat dijadikan alat untuk hal-hal yang lebih positif dan produktif.

“Kami sangat senang bisa berbagi kepada siswa. Bahkan sebetulnya untuk para guru juga diperlukan, khususnya bagaimana para guru mengedukasi anak untuk berinternet secara bijak,” katanya.

Hal yang dapat diterapkan oleh guru adalah menggunakan aplikasi Family Link yang disediakan oleh Google.

“Kami memberikan usulan, misalnya saja orangtua dan guru-guru juga memiliki aplikasi Family Link. Kontrol orangtua dan guru kepada para siswa, sehingga dapat melakukan pembatasan jam operasional gawai serta mengelola aplikasi yang diunduh oleh anak,” kata Fadli.

Fadli mengaku prihatin dengan kondisi kekinian, karena banyak orangtua yang kemudian tidak terlalu peduli anak-anak bermain gim atau membuka situs apa saja.

“Anak-anak terpapar begitu rupa, bahkan yang lebih ironis lagi, orangtua memberikan smartphone itu supaya anak tidak rewel. Kalau terus dibiarkan tentu berbahaya. Maka perlu langkah bersama-sama, salah satunya yang sudah dilakukan di akademi kami,” lanjut Fadli.

Pembekalan untuk Orangtua

Salah seorang pengajar di Lintang Academy, Audi Ponti Muaya, 33, mengatakan bahwa peserta didik di Lintang Academy merupakan para pemuda berusia 18-35 tahun.

“Ada bapak-bapak dan ibu-ibu muda yang ikut serta pendidikan di Lintang Academy. Salah satu materi dasar dan penting yang kami berikan kepada mereka adalah bagaimana menggunakan tools untuk mengelola akses anak-anak di rumah,” katanya.

Menurutnya, ia tidak hanya memberikan pengajaran saja, melainkan sudah mempraktikkan. “Biasanya, kalau yang mengajar belum mempraktikkan, kadang masih dipandang sebelah mata. Kebetulan saya mengajar sambil menceritakan pengalaman saya menggunakan Family Link dari Google untuk membatasi aktivitas anak dengan gawai. Apalagi, anak saya yang masih berusia 6 tahun ada di Bekasi, sehingga tidak setiap hari bertemu. Tetapi saya bisa mengendalikan dari jauh lewat aplikasi tersebut,” katanya.

Yang dapat diatur melalui fitur-fiturnya beragam, misalnya membatasi jam operasional gawai serta memblokir aplikasi-aplikasi yang sekiranya berbahaya karena belum sesuai dengan usia anak-anak.

“Inilah yang kemudian kami sampaikan kepada peserta di Lintang Academy. Kalau yang muda-muda, nantinya mereka kami siapkan untuk menjadi mentor di desa mereka masing-masing ketika selesai pendidikan,” jelas Ponti.

Ia mengatakan bahwa orangtua tidak bisa melawan perkembangan teknologi yang terus maju pesat. Yang dibutuhkan adalah adaptasi terhadap kemajuan teknologi. 

“Orangtua harus terus relate dengan perkembangan teknologi, terutama bapak atau ibu muda yang masih memiliki anak-anak kecil. Jangan sampai dibiarkan dan mereka terpapar seluruh konten yang ada di internet, karena tidak semua cocok dan sesuai dengan usia mereka. Cara yang kami tempuh adalah meningkatkan literasi digital orangtua,” ungkapnya.

Pengalaman peserta didik Lintang Academy, Alia Rahmatin, 34, warga Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, mengakui dampak positifnya. Dengan belajar di Lintang Academy, tidak saja mendapatkan ilmu baru terkait dengan coding dan pemrograman, namun juga literasi digital.

“Sebagai seorang ibu yang tinggal di desa dan punya anak masih berusia 7 tahun, saya akhirnya bisa memberikan gambaran mengenai dunia maya. Ini penting, supaya anak saya tidak terjebak pada konten-konten negatif. Apalagi, iklan judol atau konten dewasa kadang muncul di beberapa situs, terutama gim. Dengan adanya literasi digital di sini, saya jadi bisa mengontrol anak saya,” jelas perempuan yang setiap harinya harus naik motor 15 km untuk mengikuti pertemuan di Lintang Academy.

Tak hanya Alia, ibu lainnya bernama Herni, 34, warga Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, menceritakan pengalamannya dalam mendidik anaknya yang berusia 7 tahun dan 5 tahun.

“Anak sekarang tidak mungkin dilarang, kan, karena teman-temannya main gim semua. Yang dapat saya lakukan adalah mengontrol waktu bermain serta memantau agar tidak terpapar konten negatif seperti judol dan konten dewasa,” katanya.

Sementara Fitri, 35, berbeda lagi pendekatannya kepada anaknya yang sudah kelas 11 SMA. Karena anaknya remaja, maka Fitri mengajari anaknya untuk membuat coding.

“Kebetulan saya sedikit-sedikit sudah bisa, sehingga saya mengajari anak saya. Awalnya memang memusingkan, tapi lama-lama mengasyikkan. Saya katakan, jangan hanya main gim saja, tetapi bagaimana kamu malah bisa membuat gim. Dengan begitu, dia tidak hanya main gim atau scrolling media sosial saja,” tambahnya.

Cerdas Digital

Lintang Academy yang berada di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden, Banyumas, baru dimulai awal tahun 2025. Sebelumnya, Fadli dan teman-temannya mendirikan lembaga pendidikan IT gratis di Jakarta dengan nama Jvlley Bootcamp. Sudah ada 16 angkatan yang dididik tanpa biaya.

“Kami ingin tantangan baru dengan membuka kelas gratis di luar Jakarta. Kami mengupayakan pendidikan IT, khususnya untuk anak-anak di desa. Baturraden menjadi pilihan lokasi akademi setelah ada beberapa alternatif di Jawa Barat dan Banten. Baturraden itu berada di lereng gunung, sejuk dan tenang. Tetapi infrastruktur internet sangat baik, bisa sampai kecepatan 300 Mbps. Sangat cocok untuk pendidikan IT,” kata Fadli.

Pada saat pindah ke Baturraden, pihaknya membuka kesempatan bagi warga berusia 18-35 tahun untuk mendaftarkan diri. Ia terkejut karena ada 500 orang yang mendaftar, padahal ruangan hanya cukup untuk 100 orang saja. “Kami mulai dari Januari dan pada Oktober ini, peserta pelatihan sudah mengerjakan tugas akhir membuat aplikasi. Jadi, kami memang ingin mendidik mereka supaya memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif,” ungkap Fadli.

Fadli mengatakan desa menjadi sasaran karena ia sangat tahu bahwa untuk mendapatkan materi dan pelatihan IT biayanya tidak sedikit.

“Biaya pendidikan IT bisa mencapai Rp2,5 juta hingga puluhan juta. Kalau itu diterapkan, bagaimana mereka mau membiayai? Apa harus menjual kebun atau sawah? Nah, kami hadir dengan memberikan materi dan pelatihan secara gratis. Untuk para pengajar memang relawan. Tetapi saya dan teman-teman bekerja sebagai konsultan a...

Read Entire Article