Bogota, Kolombia (ANTARA) - Setidaknya 14 penambang tewas di El Callao, sebuah kota pertambangan di negara bagian Bolivar, Venezuela selatan, setelah sebuah tambang emas runtuh akibat banjir bandang yang melanda negara tersebut baru-baru ini.
Bencana itu terjadi setelah hujan deras selama empat jam yang dimulai pada Minggu sore (12/10), menurut laporan setempat.
Hujan deras tersebut langsung membanjiri gua-gua bawah tanah, menewaskan 11 penambang yang berada di dalamnya. Tiga penambang lainnya tewas setelah terjebak di dekat pompa motor yang digunakan untuk menyedot air di lokasi kerja penambangan.
Para penambang terjebak di tiga sumur, masing-masing sedalam antara 30 dan 40 meter, yang tiba-tiba meluap akibat volume air yang sangat besar saat mereka melakukan pekerjaan ekstraksi bawah tanah.
Sistem Manajemen Risiko Nasional mengonfirmasi insiden tersebut, dan menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa kecelakaan itu terjadi di sebuah tambang yang dikenal sebagai tambang "Cuatro Esquinas de Caratal" yang terletak sekitar 850 kilometer di tenggara ibu kota Caracas, dekat perbatasan dengan Guyana dan Brasil.
Organisasi tersebut merinci bahwa pihak berwenang saat ini sedang memompa air dari area yang terendam banjir sebagai langkah yang diperlukan sebelum dapat mengevakuasi jenazah.
Operasi penyelamatan melibatkan setidaknya lima badan keamanan, penyelamatan, dan pelindungan sipil di samping unit-unit militer. Jumlah korban resmi berdasarkan keterangan dari para penambang yang berhasil lolos dari banjir.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan upaya keras para penyelamat dan rekan-rekannya dalam mengevakuasi jenazah dari lumpur dan genangan air.
Organisasi pelindungan lingkungan telah lama memperingatkan bahwa operasi penambangan di wilayah tersebut beroperasi dalam kondisi yang sangat berbahaya.
Perekonomian El Callao sebagian besar bergantung pada ekstraksi emas, yang menopang sebagian besar dari 30 ribu penduduknya.
Insiden itu menggarisbawahi risiko yang melekat dalam eksploitasi sumber daya mineral Venezuela yang melimpah, termasuk emas, tembaga, dan berlian, karena operasi tersebut seringkali tidak memiliki kendali yang memadai atau infrastruktur yang memadai untuk mencegah kecelakaan fatal.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Tim tanggap darurat Freeport temukan seluruh jenazah pekerja tambang
Baca juga: Penambang emas di Aceh Jaya meninggal dunia usai tertimbun longsor
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.