Liputan6.com, Jakarta Dunia perfilman laga Indonesia bakal diwarnai dengan kehadiran film terbaru dari rumah produksi MYD Films berjudul Dosa Terakhir. Tak hanya menjanjikan aksi mendebarkan bergenre drama kriminal, film ini juga menyatukan dua generasi aktor laga dalam satu layar, yaitu Willy Dozan dan putranya, Leon Dozan.
Kolaborasi ayah dan anak ini menjadi daya tarik utama, di mana Willy Dozan kembali menunjukkan karismanya sebagai legenda film aksi Tanah Air. Sementara itu, Leon Dozan hadir sebagai penerus yang membawa gaya akting lebih modern dan emosional, menciptakan dinamika kuat yang menjanjikan ketegangan sekaligus keharuan bagi para penonton.
Film ini mengisahkan perjalanan Rama, karakter yang diperankan oleh Willy Dozan, seorang mantan pembunuh bayaran yang mencoba hidup tenang bersama keluarganya. Namun, usahanya untuk meninggalkan masa lalu yang kelam harus kandas ketika putranya, Dali yang dimainkan oleh Leon Dozan, terseret dalam masalah besar yang mengancam nyawa.
Aktor senior Willy Dozan sudah menduga bahwa film Comic 8: Casino Kings Part 2 akan sukses saat dirilis. Menurutnya, adegan di setiap scene membuat film ini 100% menghibur.
Kembali ke Dunia Penuh Kekerasan
Konflik memanas saat Dali terjebak dalam jaringan narkoba yang dipimpin oleh Roki, seorang gembong narkoba karismatik yang penuh intrik. Diperankan oleh Supri FX, karakter antagonis ini menjadi pusat masalah yang memaksa Rama kembali ke dunia kekerasan yang telah lama ia tinggalkan demi menyelamatkan putranya.
Di balik adegan laga yang memukau, Dosa Terakhir menyimpan pesan mendalam tentang hubungan keluarga dan penebusan dosa. Film ini tidak hanya menyajikan pertarungan fisik, tetapi juga mengajak penonton menyelami konflik batin tentang penyesalan, pengorbanan, dan harga sebuah pengampunan yang harus dibayar mahal.
Syuting 10 Hari
Proses produksi film ini terbilang sangat menantang, dengan jadwal syuting yang dipadatkan hanya dalam kurun waktu 10 hari. Pengambilan gambar yang dilakukan di Tasikmalaya, Jawa Barat, menuntut kerja keras dan disiplin tinggi dari seluruh kru dan pemain untuk menghasilkan karya yang maksimal.
"Kami ingin membuktikan bahwa dengan disiplin, visi kuat, dan kerja tim solid, film berkualitas bisa lahir meskipun dengan waktu produksi yang singkat. Energi para pemain luar biasa, terutama Willy dan Leon yang total di adegan laga maupun drama," kata Seno Vegaz selaku sutradara.
Alasan Sutradara Pertemukan Ayah dan Anak
Lebih jauh, keputusan untuk menyandingkan Willy Dozan dan Leon Dozan dalam satu proyek film bukan tanpa alasan. Sang sutradara ingin pertemuan dua generasi emas perfilman laga tersebut, yang diharapkan dapat menjadi jembatan antara penonton lawas dan generasi baru.
"Willy Dozan adalah simbol dedikasi dan disiplin di dunia film laga. Leon mewarisi semangat itu, tapi dengan pendekatan emosional yang lebih dalam. Pertemuan mereka di satu frame bukan cuma simbol ayah dan anak tapi juga simbol dua era perfilman action Indonesia yang bersatu,” ujarnya.
Secara keseluruhan, Dosa Terakhir membawa pesan moral yang kuat bahwa setiap perbuatan di masa lalu akan selalu menuntut pertanggungjawaban. Film Dosa Terakhir dijadwalkan akan segera tayang di bioskop, menawarkan kisah penebusan terakhir seorang ayah sekaligus menjadi warisan bagi sinema laga Tanah Air.