Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) memberikan penjelasan mengenai alasan di balik akuisisi 20% saham perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Citicore Renewable Energy (CREC). Langkah ini diharapkan dapat membuat Indonesia tampil sebagai pemimpin di ASEAN dalam hal pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis menjelaskan bahwa kebijakan yang diambil oleh perusahaan sejatinya selalu berdasarkan pada arahan dari pemerintah. Namun yang pasti, pengembangan EBT memiliki dua pilar penting yang harus dijalankan yakni fokus ke domestik dan ekspansi ke luar negeri.
"Pertama adalah domestik, itu menjadi prioritas utama bagi kami. Tapi paralel karena kita juga ingin berkontribusi lebih luas dan menjadi salah satu leader minimal di ASEAN ya di region kita, kita juga melihat potensi pengembangan di luar negeri," kata John dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Kamis (21/8/2025).
John lantas membeberkan bahwa keputusan memilih CREC bukan tanpa sebab. Pasalnya, perusahaan juga memiliki kompetensi yang cukup bagus dalam pengembangan panel surya berkat latar belakangnya sebagai perusahaan konstruksi.
Menurut dia, pengalaman tersebut membuat CREC memiliki kemampuan instalasi panel surya dengan efisiensi yang cukup tinggi. Sehingga hal itu berdampak dari segi waktu dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
"Jadi knowledge, know how-nya sangat luar biasa, di mana dalam pengembangan ini penting karena itu bisa mengurangi capex, mengurangi biaya instalasi. Yang mungkin di tempat lain bisa dikerjakan seminggu, mereka bisa menginstalasi dalam 1-2 hari, jadi bisa lebih cepat. Itu dari segi kompetensi yang ingin kita dapatkan, jadi kita masuk untuk mendapatkan itu," ujarnya.
Di samping itu, John berharap akuisisi ini dapat membuka peluang bisnis baru di Filipina sekaligus mendatangkan investasi ke Indonesia. Mengingat, iklim investasi di Filipina cukup menarik dan lebih terbuka dibanding Indonesia.
"Jadi kita berinvestasi di sana, kita lihat iklim investasinya cukup menarik, nanti kita bisa bahas itu. Sangat positif, sangat berbeda dengan Indonesia, sudah terbuka dan sangat menguntungkan. Dan ini kita juga mengundang mereka untuk berinvestasi bersama-sama dengan kita untuk mengembangkan EBT di Indonesia," kata John.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina NRE Jamin Pasokan Energi Bersih Jelang Lebaran