Hingga saat ini, distribusi beras SPHP melalui jaringan ritel besar sudah mencapai 1.592.500 kg.
“Realisasi PO (pre-order) dan penyaluran ritel modern SPHP beras di tingkat konsumen ini kami lakukan semaksimal mungkin, untuk Hypermart ini sudah 15.000 kg, kemudian Indomaret adalah 1.097.500, Alfamart 460.000 kg dan Lion Superindo 20.000 kg,” ujar Rizal saat Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8).
Rizal mengatakan, penyaluran beras murah melalui ritel modern akan terus meningkat seiring dengan luasnya jaringan ritel atau minimarket di seluruh Indonesia.
Sementara itu, realisasi SPHP secara nasional hingga 21 Agustus 2025 tercatat sebesar 230.945 ton, atau baru 15,40 persen dari target hingga Desember 2025 yang ditetapkan sebesar 1,5 juta ton. Dengan begitu, Bulog masih memiliki sisa target penyaluran sebesar 1,26 juta ton hingga akhir tahun.
"Stabilisasi SPHP tahun 2025 realisasi hari ini memang agak turun karena kemarin sempat ada gangguan aplikasi dan sekarang sudah perbaikan, rata-rata kami di atas 6.000 ton seperti kemarin kami 6.000 ton dan di kemarin agak turun ini karena memperingati hari 17 Agustus di situ jadi para TNI-Polri semuanya terlibat dalam kegiatan upacara sehingga serapannya agak menurun,” jelas Rizal.
Untuk mempercepat penyaluran, Bulog menerapkan sejumlah strategi. Pertama, mewajibkan setiap gudang menjual minimal 5 ton beras per hari. Penjualan dilakukan baik di depan gudang maupun melalui petugas gudang yang berkeliling ke pasar dan pusat keramaian.
“Ini kami wajibkan jadi istilahnya seperti dulu operasi pasar yang kami lakukan tidak dilangsungkan oleh teman-teman gudang, yang kedua adalah kegiatan program canvassing seluruh karyawan Bulog,” ungkap Rizal.
Selain itu, strategi percepatan juga ditempuh melalui kerja sama dengan ritel modern, sinergi dengan TNI-Polri, hingga program bersama Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.