Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyampaikan bahwa kesepakatan perdagangan bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) berpotensi membebaskan pajak dan tarif impor bagi 90 persen dari keseluruhan produk kedua belah pihak.
Menurut dia, saat negosiasi I-EAEU FTA masih berlangsung pada Mei hingga Juni lalu, Indonesia dan EAEU telah berhasil menyepakati pembebasan pajak untuk lebih dari 80 persen barang Indonesia yang diekspor ke negara EAEU maupun sebaliknya.
“Namun kemudian, saya dengar lagi bahwa para negosiator berhasil mencapai angka yang lebih tinggi, mendekati 90 persen,” kata Tolchenov dalam taklimat media di Jakarta, Rabu.
Mengingat negosiasi perdagangan bebas antara Indonesia dan lima anggota EAEU yang berlangsung hingga tahap terakhirnya selama ini berlangsung lancar, ia optimistis bahwa kesepakatannya dapat diteken pada akhir tahun ini.
Ia juga menyatakan bahwa cakupan final pembebasan pajak maupun kemudahan perdagangan yang termaktub dalam I-EAEU FTA baru akan diketahui ketika diumumkan pejabat Indonesia dan EAEU menjelang penandatanganan kesepakatan dagang tersebut.
Diketahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono memastikan bahwa I-EAEU FTA dapat ditandatangani pada akhir tahun ini di bawah kepemimpinan Belarus sebagai Ketua EAEU tahun ini.
“Belarus mendukung peluncuran Indonesia-EAEU FTA yang ditargetkan dapat diteken pada KTT EAEU di St. Petersburg pada Desember ini,” kata Menlu RI pada Selasa (5/8).
Juni lalu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa perundingan I-EAEU FTA telah menunjukkan kemajuan pesat sehingga bisa ditarget tuntas sepenuhnya pada 2025.
Perundingan I-EAEU FTA diluncurkan pada 5 Desember 2022 dengan putaran ke-5 telah dilaksanakan pada Juli 2024 di Malang, Jawa Timur. Negosiasi substansial kesepakatan dagang tersebut dinyatakan selesai pada Juni 2025.
Menurut Mendag, I-EAEU FTA akan membuka akses bagi produk unggulan RI ke pasar yang besar di negara-negara anggota Uni Ekonomi Eurasia. Selain mendiversifikasi pasar ekspor Indonesia dan menjadi tujuan alternatif bagi produk yang terdampak kebijakan tarif Amerika Serikat, perjanjian tersebut akan fokus pada produk manufaktur padat karya, pertanian, dan perikanan.
Baca juga: Indonesia dan Belarusia siap tingkatkan transaksi dagang 5 kali lipat
Baca juga: Menlu RI pastikan perjanjian dagang I-EAEU FTA bisa diteken akhir 2025
Baca juga: Airlangga: Pasar bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia diteken Desember
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.