Guru Besar Hukum Brawijaya Soroti Ketimpangan Sistem Peradilan Pidana Anak

8 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Guru Besar Hukum Brawijaya Soroti Ketimpangan Sistem Peradilan Pidana Anak Guru besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Prof Nurini Aprilianda(Dok UB)

GURU besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Prof Nurini Aprilianda menyatakan sistem peradilan pidana anak di Indonesia masih menunjukkan ketimpangan. Pasalnya sistem belum memberikan perlindungan yang seimbang antara anak pelaku dan anak korban.

Menurut Prof Nurini, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak (UU SPPA) hadir sebagai tonggak penting dalam perlindungan anak berhadapan dengan hukum, khususnya anak sebagai pelaku tindak pidana.

"Namun dalam pelaksanaannya terdapat ketimpangan distribusi perlindungan. Sebab, fokus lebih besar diberikan pada anak pelaku dibandingkan dengan perlindungan dan partisipasi anak korban," tegas Prof Nurini Aprilianda, Kamis (21/8).

Kondisi ini menimbulkan ketidakseimbangan struktural dan normatif dalam sistem peradilan pidana anak l. Persoalannya terletak pada belum adanya mekanisme formal seperti victim impact statement (VIS). Mekanisme itu memungkinkan korban menyampaikan suara dan pengalaman psikologis secara sah dalam proses hukum. 

"Ketidakhadiran VIS menyebabkan kepentingan anak korban tidak terakomodasi secara adil dalam putusan sehingga pemulihan menjadi tidak optimal," katanya.

Karena itu, Prof Nurini menghadirkan model keseimbangan ganda atau the dual balance model menjadi yang menyatukan perlindungan anak pelaku dan hak korban dalam sistem peradilan pidana anak.

Model ini memiliki pendekatan baru dalam hukum pidana anak yang menyatukan perlindungan pada anak pelaku sekaligus pemulihan hak anak korban. Hal ini berbeda dengan model konvensional yang cenderung terfokus pada pelaku. "Model keseimbangan ganda mengintegrasikan empat pilar, yaitu asesmen multidisipliner, VIS, layanan lintas sektor, dan partisipasi bermakna," ujarnya.

Adapun keunggulannya pada pendekatan berbasis trauma dan relasional yang adaptif terhadap kebutuhan dan risiko anak. Bahkan, model ini lebih inklusif dan responsif terhadap hak korban ketimbang sistem di UU SPPA.

Dengan demikian, Model keseimbangan ganda menawarkan potensi reformasi yudisial dan administratif yang kuat meski masih menghadapi tantangan implementasi lantaran keterbatasan regulasi dan kesiapan kelembagaan.

"Model ini berguna sebagai dasar perancangan kebijakan, inovasi pendidikan hukum, serta pengembangan sistem peradilan anak yang humanis dan berkeadaban," pungkasnya. (H-2)

Read Entire Article