WAKIL Ketua Majelis Ulama (MUI) Anwar Abbas menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas soal rakyat Indonesia terbiasa mendapatkan sedekah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Zulhas menyebut tidak ingin rakyat Indonesia terbiasa mendapatkan sedekah. Sehingga, kata dia, pemerintah harus membiasakan rakyat Indonesia untuk produktif, bukan menunggu pemberian.
Anwar sepakat dengan pernyataan Zulhas. Tetapi membuat rakyat produktif jelas tidak mudah dan perlu peran negara. Anwar memberikan empat catatan untuk meningkatkan produktivitas rakyat Indonesia.
“Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan, dan layanan kesehatan yang baik,” kata Anwar kepada Tempo, Selasa, 12 Agustus 2025.
Menurut dia, melalui peningkatan kualitas manusianya, Indonesia bisa mencetak tenaga kerja terampil dan sehat sehingga rakyat akan bisa lebih produktif. Tetapi Anwar mempertanyakan sudah sejauh mana pemerintah serius mengupayakannnya.
“Karena pada kenyataannya dunia pendidikan kita tampak lebih banyak melahirkan lulusan pencari lapangan kerja ketimbang pencipta lapangan kerja,” ujarnya.
Kedua, kata Anwar, kondisi yang dikeluhkan Zulhas justru disebabkan kebijakan pemerintah sendiri yang lebih berpihak kepada usaha besar, menengah, dan kecil dibanding usaha mikro dan ultra mikro. Padahal, kata Anwar, usaha mikro dan ultra mikro jumlahnya sekitar 98,68 persen dari total pelaku usaha di Indonesia.
“Untuk itu kita mengharapkan adanya affirmative action berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang benar-benar berpihak kepada masyarakat dan usaha lapis bawah,”
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini menilai kelompok usaha inilah yang paling banyak terpukul oleh kebijakan pemerintah. Padahal kelompok usaha ini yang paling banyak menyediakan dan menyerap lapangan kerja.
Ketiga, pemerintah perlu menyediakan infrastruktur yang mendukung bagi pengembangan usaha UMKM. Anwar mengatakan infrastruktur yang harus disoroti antara lain akses jalan dan transportasi yang baik, ketersediaan listrik dan air, hingga akses ke teknologi informasi dan komunikasi.
Keempat, Anwar menekankan pentingnya pemerintah menciptakan iklim usaha yang mendukung. Anwar menyayangkan saat ini masih banyak praktik yang mengganggu kelancaran dunia usaha seperti hambatan birokrasi, pungli, korupsi serta arus barang-barang impor yang melumpuhkan pasar dan dunia usaha dalam negeri.
“Jadi dari hal-hal di atas terlihat bahwa adanya keluhan yang disampaikan oleh Menko Bidang Pangan tersebut boleh dikatakan adalah buah dari hasil kerja pemerintah selama ini sejak negara ini merdeka sampai hari ini,” ujarnya.
Anwar mencontohkan Singapura dan Korea Selatan yang dulu rakyatnya miskin. Sekarang kedua negara itu maju karena punya pemimpin dan pemerintahan berkomitmen mengangkat harkat dan martabat rakyat.
Ahad kemarin, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan tidak ingin rakyat Indonesia terbiasa mendapatkan sedekah. Pemerintah, kata Zulhas, harus membiasakan rakyat Indonesia untuk produktif, bukan menunggu pemberian.
Zulhas menyampaikan Presiden Prabowo Subianto berupaya menumbuhkan ekonomi di desa-desa. Tujuannya, agar rakyat bisa mandiri dari sedekah. "Tidak boleh rakyat kita ajarkan meminta-minta terus, sedekah terus," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu dalam acara Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Ahad malam, 10 Agustus 2025.
Menurut dia, pemerintah harus mengajarkan masyarakat Indonesia agar kreatif dan produktif. "Rakyat Indonesia adalah pejuang. Patriot-patriot yang memperjuangkan kemerdekaan. Walaupun susah kita memberi, bukan meminta," ucap Zulhas.
Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini