Liputan6.com, Jakarta Bintang Barcelona, Raphinha, membuat pengakuan mengejutkan terkait masa depannya di Camp Nou. Pemain asal Brasil ini mengungkapkan bahwa ia hampir saja meninggalkan klub raksasa Spanyol tersebut untuk menerima tawaran menggiurkan dari Arab Saudi pada musim panas 2024. Keputusan krusial ini berubah drastis setelah adanya intervensi dari pelatih baru, Hansi Flick.
Raphinha menjelaskan bahwa godaan finansial dari klub-klub Arab Saudi sangat besar, bahkan mampu mengubah kehidupan banyak orang di sekitarnya. Namun, sebuah panggilan telepon dari Flick mengubah segalanya, meyakinkannya untuk tetap berkomitmen bersama Blaugrana. Percakapan tersebut menjadi titik balik yang membuat Raphinha membatalkan rencana kepindahannya.
Kini, Raphinha merasa bersyukur atas keputusan tersebut, yang terbukti membawa dampak positif bagi karier dan klubnya. Kepercayaan yang diberikan Flick sejak awal telah memotivasi Raphinha untuk tampil lebih maksimal, membuktikan bahwa ia adalah aset penting bagi Barcelona di bawah kepemimpinan pelatih asal Jerman itu.
Godaan Tawaran Menggiurkan dari Arab Saudi
Raphinha secara terbuka mengakui bahwa tawaran dari Arab Saudi pada musim panas 2024 sangat menggiurkan dan sulit untuk diabaikan. Ia menyebut tawaran tersebut dapat menyelesaikan bukan hanya kehidupan pribadinya, tetapi juga kehidupan orang tua dan anaknya, serta banyak orang di sekelilingnya. Laporan yang beredar saat itu bahkan mengaitkan Raphinha dengan transfer senilai 100 juta euro dan kontrak empat tahun senilai hingga 170 juta euro.
Setelah bermain sepak bola sejak usia 15 tahun dan melewati berbagai masa sulit maupun indah, Raphinha merasa mungkin sudah waktunya untuk memikirkan diri sendiri dan keluarganya. Godaan finansial yang luar biasa besar ini membuatnya serius mempertimbangkan untuk pindah ke Timur Tengah. Ia sempat berpikir panjang mengenai masa depan kariernya di tengah tawaran yang begitu fantastis.
“Tawaran dari Arab Saudi benar-benar menggoda saya. Tawaran itu bukan hanya bisa mengubah hidup saya, tapi juga orang tua dan anak saya. Kami sempat berpikir untuk pergi,” kata Raphinha kepada ESPN. Pernyataan ini menunjukkan betapa seriusnya Raphinha dalam mempertimbangkan opsi tersebut, sebelum akhirnya mengubah keputusannya.
Perasaan Tidak Dihargai di Camp Nou
Sebelum intervensi Hansi Flick, Raphinha mengalami dua musim yang tidak konsisten setelah kepindahannya dari Leeds United pada tahun 2022. Dengan tekanan finansial yang terus melanda Barcelona, klub tampaknya terbuka untuk menjual beberapa pemain bintangnya, termasuk Raphinha. Situasi ini diperparah oleh rumor ketertarikan Barcelona pada pemain sayap Athletic Club, Nico Williams, yang diakui Raphinha mempengaruhinya secara pribadi.
“Banyak orang ingin saya keluar dari klub,” ujar Raphinha. Ia merasa banyak pihak menginginkannya pergi karena tidak tampil sesuai ekspektasi, dengan beberapa pihak mungkin mengharapkan 30 gol per musim. Raphinha menegaskan bahwa ia adalah pemain yang mengutamakan kerja keras, komitmen, dan usaha, bukan semata-mata angka gol.
Raphinha juga merasa tidak dipercaya di bawah pelatih sebelumnya, Xavi Hernández, yang hanya memberinya 17 kali starter di LaLiga selama musim 2023-24. Perasaan tidak dihargai ini semakin membulatkan tekadnya untuk mencari tantangan baru di luar Camp Nou. Momen ketika foto penggemar memakai jersey Williams dengan nomor punggung 11 miliknya menjadi viral juga melukai perasaannya.
Intervensi Krusial Hansi Flick
Sebuah panggilan telepon dari Hansi Flick sebelum pramusim secara dramatis mengubah arah karier Raphinha. Flick, yang baru datang sebagai pelatih, menyatakan keyakinannya pada peran Raphinha dalam sistemnya dan berhasil meyakinkannya untuk tetap bertahan di klub. Raphinha menggambarkan percakapan tersebut sebagai titik balik yang sangat penting.
“Setelah berbicara dengan Flick, dia berhasil meyakinkan saya untuk bertahan. Saya bersyukur karena ia melakukannya,” lanjut Raphinha. Ia merasa Flick menunjukkan kepercayaan yang luar biasa sejak hari pertama dan membuatnya merasa penting bagi tim. Kepercayaan ini menjadi faktor utama yang membuatnya membatalkan rencana kepindahan ke Arab Saudi.
Raphinha mengakui bahwa Flick adalah satu-satunya orang yang bisa menghentikannya untuk pergi, mengingat godaan tawaran finansial yang begitu besar. Intervensi personal dari pelatih baru ini tidak hanya menyelamatkan karier Raphinha di Barcelona, tetapi juga memberikan harapan baru bagi sang pemain untuk mencapai potensi terbaiknya di bawah arahan Flick.
Dampak Positif Keputusan Bertahan
Di bawah arahan Hansi Flick, Raphinha mengalami musim 2024-25 yang luar biasa, mencetak 34 gol dan memberikan 26 assist dalam 57 penampilan di semua kompetisi. Performa gemilangnya ini membantu Barcelona memenangkan LaLiga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol pada musim tersebut, menunjukkan betapa krusialnya perannya dalam kesuksesan tim.
Penampilannya yang konsisten membuat Raphinha mendapatkan kontrak baru hingga 2028 dan finis di posisi kelima dalam pemungutan suara Ballon d'Or 2025. Ia juga menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di Barcelona, mendapatkan tempat permanen di lineup Flick dan, seiring waktu, ban kapten. Raphinha bahkan menyamai rekor Cristiano Ronaldo untuk kontribusi gol terbanyak di Liga Champions dalam satu musim, yaitu 21 kontribusi.
Meskipun sempat ada kabar mengenai pelanggaran disiplin yang membuatnya dicadangkan dalam satu pertandingan, Hansi Flick tetap menganggap Raphinha sebagai bagian vital dari rencana jangka pendek dan jangka panjang klub. Mempertahankan Raphinha adalah kunci bagi Barcelona dalam menjaga stabilitas tim di era baru Hansi Flick, sekaligus membuktikan bahwa kepercayaan pelatih dapat mengubah segalanya bagi seorang pemain.