Simon Cowell Bantah Tuduhan Terkait Kematian Liam Payne

Liputan6.com, Jakarta - Simon Cowell akhirnya menanggapi tuduhan yang menyeret namanya setelah kematian Liam Payne. Dilansir dari People, Kamis (27/11/2025), dalam podcast Rolling Stone Music Now, ia ditanya tentang anggapan bahwa dirinya memberikan tekanan berlebihan kepada One Direction dan tidak memberikan dukungan memadai selama masa kejayaan grup tersebut.

Cowell tegas menolak tuduhan itu. “Saya tidak membaca hal-hal seperti ini karena jika saya melakukannya, Anda hanya akan menyiksa diri sendiri,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Pandangan bahwa Anda pada intinya bertanggung jawab atas kehidupan seseorang, 10 tahun setelah Anda menandatangani kontrak dengan mereka? Itu adalah hal mustahil.”

Cowell merupakan sosok penting di balik terbentuknya One Direction lewat ajang The X Factor pada 2010. Setelah acara berakhir, grup tersebut menandatangani kontrak dengan label Syco Records miliknya dan langsung menjelma menjadi salah satu boyband paling sukses di dunia.

Meski begitu, perjalanan karier mereka sejak awal selalu penuh tekanan dan sorotan publik, sesuatu yang kini sering dijadikan dasar asumsi oleh sebagian orang.

Beredar sebuah rekaman percakapan yang diduga antara manajer hotel tempat Liam Payne menginap dan operator 911. Dalam rekaman itu, manajer hotel meminta bantuan lantaran ada seorang tamu yang dalam pengaruh alkohol dan narkoba.

Louis Tomlinson, mantan rekan Payne, pernah menyinggung bahwa perjalanan mereka sebagai grup memang berat. Dalam wawancara dengan The Independent, ia mengatakan,

“Lihat, dalam situasi seperti ini, hindsight memang sangat kuat. Saya tidak menyalahkan siapa pun atas pengalaman saya di One Direction. Apakah itu benar-benar kerja keras? Ya. Apakah kami tidak cukup mendapat hari libur? Ya.”

Selama aktif bersama One Direction, kelima anggota terus berada di bawah pengawasan para profesional industri musik. Cowell dan timnya selalu menjadi bagian dalam proses kreatif maupun manajemen grup.

Namun, tekanan dari industri hiburan global, jadwal padat, dan popularitas mendadak sering kali jauh lebih besar daripada apa yang dapat dikendalikan oleh satu individu, termasuk Cowell.

Cowell mengaku sangat terkejut ketika mengetahui kabar kematian Payne. Ia berkata bahwa mereka sempat bertemu sekitar satu tahun sebelum kejadian dan berbicara panjang soal kehidupan keluarga masing-masing.

Payne adalah ayah dari Bear, sementara Cowell memiliki putra bernama Eric. Dalam pertemuan itu, keduanya berdiskusi tentang bagaimana menjadi ayah dan menyeimbangkan hidup di tengah kesibukan.

Cowell juga mengingat pesan yang ia sampaikan kepada Payne saat itu.

“Saya ingat pernah berkata, ‘Musik bukan segalanya. Jangan biarkan musik menguasai hidupmu lagi. Temukan hal lain yang kamu sukai,’” tuturnya.

Ia mengakui bahwa setelah tragedi itu, dirinya sempat bertanya-tanya apakah ia bisa melakukan sesuatu yang lebih. “Kamu bertanya pada dirimu sendiri: ‘Apakah aku bisa melakukan lebih? Apa yang akan terjadi pada Liam jika dia tidak bergabung dengan band?’” ujarnya.

 Payne meninggal dunia pada Oktober 2024 di Buenos Aires setelah terjatuh dari balkon hotel. Laporan toksikologi menunjukkan adanya jejak alkohol, kokain, dan obat antidepresan resep dalam tubuhnya.

 Tragedi tersebut segera menjadi sorotan global, terutama mengingat perjalanan Payne yang sempat menghadapi tantangan kesehatan mental dalam beberapa tahun terakhir.

Cowell mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan orang tua Payne setelah kejadian tersebut. Geoff dan Karen, orang tua Payne, menyampaikan bahwa putra mereka selalu bangga dengan pencapaiannya selama ini.

Bagi Cowell, ucapan itu menjadi pengingat betapa besar dedikasi Payne terhadap musik selama hidupnya. Ia mengaku, “Tentu saja, aku berharap bisa mengembalikan waktu. Saat aku berbicara dengannya pada hari itu, aku merasa sangat baik tentang dirinya.”

Louis Tomlinson mengenang Payne sebagai sosok yang selalu membawa energi positif ke dalam hidupnya. “Liam selalu menghibur saya. Jika saya bosan dan ingin tertawa, dia akan memainkan peran itu,” katanya.

 Sejak awal perjalanan mereka, Payne selalu menjadi orang yang mampu mencairkan suasana, sekalipun sedang menghadapi masalah pribadi. Sikap itu membuat Payne begitu dicintai oleh rekan-rekannya.

Tomlinson juga menambahkan bahwa Payne adalah teman yang setia.

“Setiap kesempatan yang Liam dapatkan… dia selalu, selalu ada untuk saya. Bahkan jika dia mungkin sedang kesulitan, dia menempatkan dirinya di urutan kedua dan tetap datang,” ujarnya.

Kenangan itu membuat kepergian Payne semakin berat diterima oleh orang-orang terdekatnya. Cowell berharap publik mengingat Payne sebagai sosok bertalenta yang bekerja keras, bukan mencari pihak yang harus disalahkan atas tragedi tersebut.