Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada 2026 bisa dicapai dengan mengandalkan perekonomian lokal.
Purbaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, mengatakan target pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 itu realistis bila dioptimalkan dengan dukungan pertumbuhan ekonomi dari daerah.
“Ekonomi dari pasar, sawah, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu merupakan penopang ekonomi nasional,” kata Purbaya.
Menurutnya, strategi kearifan lokal atau local wisdom menjadi kekuatan Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan ekonomi.
Baca juga: Kepala Bappenas: Pertumbuhan ekonomi 8 persen adalah sasaran bersama
Purbaya berpendapat keberhasilan strategi itu tecermin pada krisis ekonomi global 2008 akibat subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) dan pandemi COVID-19 pada 2020-2021. Ekonomi Indonesia diyakini bisa pulih lebih cepat karena bertumpu pada permintaan domestik.
“Respons kebijakan ekonomi pada 2008 tepat karena aktivitas ekonomi tetap jalan yang ditopang oleh ketersediaan likuiditas melalui uang beredar yang tumbuh,” jelas dia.
Situasi yang sama juga berlaku saat pandemi, ketika pemerintah merespons dengan pelonggaran secara terbatas. Purbaya menilai cara ini membuat RI mampu keluar dari resesi dan kembali tumbuh positif.
Kondisi itu berbeda bila dibandingkan dengan krisis moneter 1998-1998. Kala itu, kata Purbaya, RI mengadopsi strategi dari luar. Akibatnya, suku bunga naik hingga 60 persen sementara uang beredar tumbuh lebih dari 100 persen, menyebabkan pelaku usaha khawatir untuk meminjam ke bank dan peredaran uang menekan rupiah.
Baca juga: BI bidik angka 5,1 persen untuk pertumbuhan ekonomi 2025
Dari ketiga krisis itu, Purbaya meyakini pendekatan kearifan lokal lebih sesuai untuk Indonesia.
“Jadi kita sudah punya modal yang besar, tinggal dikelola dengan baik. Fokus pada diri sendiri dengan memanfaatkan permintaan domestik,” tutur dia.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.