Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pembiayaan emas oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) melonjak 62,63 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8,08 miliar per Agustus 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman pun memprediksi pembiayaan emas oleh multifinance akan terus meningkat di masa mendatang.
“Ke depan, pembiayaan segmen ini terus meningkat, seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap pembiayaan emas,” ujar Agusman dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Tidak hanya sektor multifinance, ia menuturkan pembiayaan gadai emas oleh industri pergadaian juga tercatat tumbuh signifikan sebesar 33,43 persen yoy menjadi Rp90,08 triliun pada Agustus 2025.
Ia mengatakan tingginya harga emas juga diproyeksikan akan terus mendukung pertumbuhan kinerja layanan gadai emas.
Untuk memperkuat ekosistem kegiatan usaha emas atau bulion di Indonesia, OJK terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi serta peningkatan transparansi dan keamanan kegiatan usaha tersebut.
“Saat ini, pendalaman terhadap pengembangan ekosistem terus dilakukan,” kata Agusman.
OJK mencatat piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh 1,26 persen yoy pada Agustus 2025 menjadi Rp505,59 triliun, didukung pembiayaan modal kerja yang meningkat sebesar 7,62 persen yoy.
Profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio pembiayaan macet atau Non Performing Financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,51 persen dan NPF net 0,85 persen. Sedangkan gearing ratio tercatat sebesar 2,17 kali dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.
Pembiayaan modal ventura pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 0,90 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat sebesar Rp16,33 triliun.
Pada industri pinjaman daring (Pindar), outstanding pembiayaan pada Agustus 2025 tumbuh 21,62 persen yoy, dengan nominal sebesar Rp87,61 triliun. Tingkat risiko kredit secara agregat (TWP90) berada di posisi 2,60 persen.
Pada industri pergadaian, penyaluran pembiayaan pada Agustus 2025 tumbuh sebesar 28,67 persen yoy menjadi Rp108,30 triliun dengan tingkat risiko kredit yang terjaga.
Pembiayaan terbesar industri pergadaian disalurkan dalam bentuk produk gadai, yaitu sebesar Rp90,08 triliun atau 83,17 persen dari total pembiayaan yang disalurkan.
Sementara, pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Agustus 2025 meningkat sebesar 79,91 persen yoy, atau menjadi Rp9,97 triliun dengan NPF gross sebesar 2,92 persen.
Baca juga: OJK segera luncurkan roadmap pengembangan sektor pergadaian dan bulion
Baca juga: OJK catat usaha bulion Pegadaian capai 5,31 ton emas per April 2025
Baca juga: OJK berharap lebih banyak LJK yang berpartisipasi dalam usaha bulion
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.