Liputan6.com, Jakarta Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terjadi. Salah satunya terjadi di SMPN1 Cisarua Bandung Barat, Jawa Barat pada Selasa, 14 Oktober 2025. Puluhan siswa di sekolah tersebut mengalami keracunan makanan diduga dari menu ayam yang sudah basi.
Keracunan makanan terjadi akibat masuknya kuman atau zat berbahaya dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi. Seseorang yang mengalami keracunan makanan biasanya menimbulkan gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare.
Gejala keracunan makanan bisa muncul beberapa jam hingga hari setelah mengonsumsi makanan tersebut seperti disampaikan Guru Besar Mikrobiologi Klinik FK-KMK UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK(K).
Tri mengatakan sebagian besar kasus keracunan makanan bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Namun, ada kondisi tertentu dapat berakibat serius jika tidak segera ditangani.
Bila menemui siswa yang mengalami keracunan usai santap MBG Tri menekankan pentingnya penanganan pertama yang cepat dan tepat ketika siswa menunjukkan gejala keracunan makanan. Hal yang penting adalah penderita mesti banyak minum air putih atau cairan dengan suplemen elektrolit.
“Muntah dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Langkah paling penting dalam pertolongan pertama adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi,” tegas Tri mengutip laman UGM, Rabu, 15 Oktober 2025.
Jika muntah terus terus terjadi, coba minum sedikit demi sedikit. "Dan jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” tambah Tri.