Tumbler Tuku Anita Dewi Hilang di KRL, Begini Evolusi Tumbler dari Zaman Prasejarah hingga Sekarang

Liputan6.com, Jakarta - Insiden hilangnya tumbler merek 'Tuku' milik Anita Dewi di Kereta Rel Listrik (KRL) menjadi pembahasan hangat di media sosial. Peristiwa yang bermula dari kehilangan tumbler Tuku yang disebut seharga Rp300 ribu ini berkembang menjadi polemik publik setelah muncul kabar bahwa seorang petugas PT KAI Commuter diberhentikan akibat dugaan kelalaian. 

Kejadian bermula pada Senin malam ketika Anita pulang kerja menggunakan KRL Commuter Line rute Tanah Abang–Rangkasbitung. Dia tanpa sengaja meninggalkan cooler bag berisi tumbler saat turun di Stasiun Rawa Buntu. 

Ketika keesokan harinya dia kembali mencari barang tersebut, Anita mendapati bahwa tumblernya hilang, sementara barang lain di dalam tas masih tersisa. Pengalaman itu kemudian dibagikan di media sosial hingga menjadi viral.

Tumbler dan Evolusinya dari Masa ke Masa

Ramainya insiden ini semakin menegaskan betapa tumbler kini menjadi bagian penting dari gaya hidup modern. Namun, sedikit yang tahu bahwa benda sederhana ini memiliki sejarah panjang ribuan tahun. 

Jejak awal tumbler bisa ditelusuri hingga 10.000 SM, ketika manusia prasejarah membuat mug dari tulang tanpa pegangan, seperti dikutip dari Crestline pada Kamis, 27 November 2025.

Desain ini berkembang pada 4000–5000 SM saat manusia mulai menciptakan mug tanah liat yang bisa dibentuk dan dihias.

Sekitar 2000 SM, inovasi teknologi logam melahirkan mug dari perunggu, emas, dan perak. Meski tidak ideal untuk minuman panas, mug logam menjadi langkah penting menuju wadah minuman yang lebih portabel. 

Perkembangan berlanjut pada periode 206 SM–220 M ketika porselen mulai populer di Tiongkok, menjadi bahan pilihan untuk mug dan gelas karena ringan dan mampu menjaga suhu lebih lama.

Lompatan besar menuju tumbler modern terjadi pada 1892 ketika teknologi vacuum flask ditemukan.

Tahun 1904 menjadi awal diproduksinya botol berinsulasi ganda secara massal, yang menjadi cikal bakal tumbler tahan suhu yang kita gunakan saat ini.

Pada 1980 hingga 1990-an, tumbler semakin populer setelah minimarket di Amerika menawarkan promo isi ulang bagi pelanggan yang membawa wadah sendiri. 

Kehadiran cup holder standar di mobil setelah 1994 juga membuat tumbler menjadi barang praktis yang dibawa sehari-hari.

Saat ini tumbler hadir dalam berbagai desain. Mulai dari stainless steel tahan suhu, LED hydration reminder, hingga desain estetik seperti floating confetti.

Selain fungsinya, tumbler menjadi simbol gaya hidup berkelanjutan karena membantu mengurangi sampah plastik sekali pakai.

Namun, kabar pemecatan petugas rupanya tidak sepenuhnya tepat. PT KAI Commuter menegaskan bahwa mereka tidak melakukan pemecatan terhadap petugas yang diduga lalai dalam proses penanganan barang tertinggal, seperti dikutip dari Antara.

"KAI Commuter tidak melakukan pemecatan sebagaimana isu beredar, karena memiliki aturan dan prosedur terkait kepegawaian yang tetap mengacu pada regulasi ketenagakerjaan," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, dalam keterangannya di Jakarta.

Karina menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penelusuran untuk memastikan kejadian sebenarnya, termasuk berkoordinasi dengan mitra pengelola petugas front liner. 

Dia menambahkan bahwa seluruh petugas di lapangan selalu diarahkan untuk menjalankan SOP dengan baik agar pelayanan kepada pengguna tetap terjaga.

Saat ini, pihak mitra pun masih melakukan evaluasi internal. "KAI Commuter akan melakukan evaluasi secara menyeluruh agar situasi serupa dapat dicegah ke depannya," ujarnya.

Karina juga mengingatkan bahwa barang pribadi yang tertinggal di kereta merupakan tanggung jawab pengguna. Setiap stasiun memiliki layanan lost and found yang mencatat dan menyimpan barang temuan.

Jika tidak diambil dalam periode tertentu, barang akan dipindahkan ke gudang pusat untuk penyimpanan lanjutan sesuai prosedur. 

Pernyataan resmi ini muncul setelah unggahan viral dari akun Instagram @jabodetabek24info yang menceritakan kronologi hilangnya tumbler Anita.

Dalam unggahan tersebut, petugas yang menerima cooler bag disebut tidak memeriksa isi tas saat proses serah terima. Hal itu kemudian disebut melanggar SOP dan petugas dikabarkan terancam kehilangan pekerjaan, yang memicu simpati publik.